Minggu, 13 September 2015

PENGHIANAT


Kami  terbelenggu dalam jeruji-jeruji penghianatan
Mereka yang terlalu takut tak mampu untuk berjuang
Mengekang semangat dan persatuan
Menghancurkan harapan dengan norma aturan
Dalam pilu aku berduka
Menahan perih sakit di jiwa
Hati brontak mencoba untuk melawan
Tak mampu raga goyangkan Si Penghianat
Bumbu manis penghias kata penghianatan
Buat mereka terasa bangga
Menyikut kanan kiri demi penghormatan
Berhati ciut bagai binatang.

Berharap sang Khianat tak ada di depan mata
Karna raga sudah tak mampu menahan
Melepas smua rasa yang ada
Mencabik daging bagai bangkai binatang



Kapan Si penghianat mengerti dan tersadar !
Akankah Si Penghianat tetap menjadi Penghianat
Sekarang dan Selamannya ...?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar